BAB
II
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SDLC
2.1 Pengertian SDLC
SDLC adalah kependekan dari Systems development life
cycle atau dalam bahasa
Indonesia disebut siklus hidup pengembangan sistem. SDLC digunakan untuk
membangun suatu sistem informasi agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
SDLC terdiri dari beberapa tahapan,
yang umum diajarkan pada mapel rekayasa perangkat lunak atau analis sistem, ia
terdiri dari 6 tahapan, yakni:
- Planning (Perencanaan)
- Analysis (Analisis)
- Design (Desain)
- Implementation
- Testing & Integration
(pengetesan dan pengintegrasian)
- Maintenance (perawatan)
SDLC adalah siklus yang
digunakan dalam pembuatan atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam pengertian lain, SDLC adalah
tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang
sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.
SDLC menjadi kerangka yang berisi
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses pengembangan suatu
perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.
Pengertian SDLC Menurut Ahli
- Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK.,
CA. (2017) SDLC adalah proses logika yang digunakan oleh seorang analis
sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang melibatkan requirments,
validation, training dan pemilik sistem.
Tahapan SDLC
2.2 Tahapan – tahapan SDLC
SDLC berisi tahapan-tahapan
yang dikembangkan untuk tujuan tertentu. Berikut ini tujuh tahapan yang harus
dilewati.
1. Tahapan Analisis Sistem
Tahapan pertama, yaitu
analisis sistem. Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan
dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem,
fungsi sistem, hingga pembaharuan yang dapat diterapkan.
Bagian ini termasuk dalam bagian
perencanaan. Bagian lain yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber
daya, perencanaan kapasitas, penjadwalan proyek, estimasi biaya, dan penetapan.
Dengan demikian, hasil dari tahap
perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan ketentuan.
Idealnya manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini.
2. Tahapan Perancangan Sistem
Setelah persyaratan
dipahami, perancang dan pengembang dapat mulai mendesain software.
Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain
meliputi dokumen berisi desain, pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan
proyek tersebut.
Setelah spesifikasi, kemudian
dilakukan perancangan sistem sebagai tahapan kelanjutannya. Tahap ini ialah
tahap di mana seluruh hasil analisis dan pembahasan tentang spesifikasi sistem
diterapkan menjadi rancangan atau cetak biru sebuah sistem.
Tahap ini disebut sebagai cetak biru,
di mana sistem sudah siap untuk dikembangkan mulai dari implementasi, analisis
sistem, hingga tenaga pendukung sistem yang akan dikembangkan.
3. Tahap Pembangunan Sistem
Pengembangan sistem ialah
tahap di mana rancangan mulai dikerjakan, dibuat, atau diimplementasikan
menjadi sistem yang utuh dan dapat digunakan. Jika diibaratkan bangunan, tahap
ini merupakan tahap membangun.
Tahap ini memakan waktu cukup lama
karena akan muncul kendala-kendala baru yang mungkin dapat menghambat jalannya
pengembangan sistem. Pada tahapan ini, perancangan bisa saja berubah karena
satu atau banyak hal.
Tahap selanjutnya ialah memproduksi
perangkat lunak di bawah proses pengembangan. Menurut metodologi yang sudah
digunakan, tahap ini dapat dilakukan dengan cepat. Output yang
dihasilkan pada tahap ini ialah perangkat lunak yang telah berfungsi dan siap
diuji.
4. Tahap Pengujian Sistem
Sesudah sistem selesai
dikembangkan, sistem harus melalui pengujian sebelum digunakan atau dikomersialisasikan.
Tahap pengujian sistem harus dijalankan untuk mencoba apakah sistem yang
dikembangkan dapat bekerja optimal atau tidak.
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, seperti kemudahan penggunaan sampai pencapaian tujuan dari
sistem yang sudah disusun sejak perancangan sistem dilakukan. Jika ada
kesalahan, tahap pertama hingga keempat harus diperbarui, diulangi, atau pun
dirombak total.
Tahap tes SDLC ialah bagian paling
penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat lunak. Karena sangat tidak
mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui
pengujian terlebih dahulu.
Beberapa pengujian yang harus
dilewati, antara lain kualitas kode, tes fungsional, tes integrasi, tes
performa, dan tes keamanan.
Untuk memastikan pengujian berjalan
teratur dan tidak ada bagian yang terlewati, tes dapat dilakukan menggunakan
perangkat Continuous Integration seperti Codeship.
Dari tahap ini, akan dihasilkan
perangkat lunak yang telah dites dan siap untuk disebarkan ke dalam proses
produksi.
5. Implementasi
Implementasi dan
pemeliharaan merupakan tahap akhir dalam pembuatan SDLC. Di tahap ini sistem
sudah dibuat, diuji coba, dan dipastikan dapat bekerja optimal.
Setelah tahap pembuatan selesai,
dilakukan implementasi dan pemeliharaan oleh pengguna. Pemeliharaan sangat
penting untuk memastikan sistem bekerja dengan optimal setiap saat.
Untuk
implementasi, langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
- Melakukan survei dan penilaian
terhadap kelayakan sistem yang sudah dikembangkan.
- Menganalisis dan mempelajari
sistem yang sudah ada dan sedang berjalan.
- Melakukan pemecahan masalah dalam
pengembangan sistem.
- Menentukan penggunaan hardware dan software yang
tepat.
- Merancang dan mengembangkan sistem
baru.
- Memelihara dan meningkatkan sistem
yang baru jika diperlukan.
Fase ini disebut juga
sebagai tahap penyebaran. Pada tahap ini, software disebarkan
setelah melewati proses yang melibatkan beberapa persetujuan manual. Tahap ini
dilakukan sebelum menurunkan software ke produksi.
Proses penyebaran dapat dilakukan
menggunakan Application Release Automation (ARA) sebelum masuk ke proses
produksi. Output yang didapat dari tahap ini ialah perangkat
lunak yang siap untuk diproduksi secara massal.
6. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem yang
sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari. Pemeliharaan
ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan.
SDLC belum berakhir di tahap
ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk
memastikan ia berjalan sempurna.
Celah dan kerusakan yang ditemukan
pada proses produksi harus dilaporkan dan diselesaikan.
Model Pengembangan
SDLC :
2.3 Model pengembangan SDLC
Model pengembangan ini
sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat
beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi, yaitu:
1. Waterfall Model
Model ini melibatkan
penyelesaian satu tahap secara lengkap sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
Ketika satu tahap selesai langsung dilakukan evaluasi untuk memastikan proyek
berjalan sesuai rencana dan layak diteruskan ke tahap berikutnya.
Waterfall Model, disebut juga model
klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis dan rekayasa sistem,
perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.
2. V-Shaped Model
Model ini fokus pada proses
eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model waterfall, tetapi
lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini bahkan
ditulis sebelum kode program dibuat.
3. Incremental Model
Model ini melibatkan
beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam
pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah
dan melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan
pengujian.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar